Pengertian Shalawat
Shalawat menurut bahasa : Ada dua makna:
1. Do'a dan mendo'akan agar diberkahi.
2. Ibadah
Sebagaimana firman Allah :
خُذْ
مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ
عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah
zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a
kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (at-Taubah : 103).
Shalawat menurut syar’i sebagaimana para ulama memaknainya,
diantaranya para mufasirin mereka menyebutkan shalawat adalah pujian
kepada nabi-nabi.
Makna shalawat kepada Nabi adalah sebagaimana firman Allah :
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
“Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi . Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah
salam penghormatan kepadanya .” (al-Ahzab : 56)
Ibnu
Katsir menyebutkan dalam tafsirnya ketika menafsirkan ayat ini, bahwa
Imam Bukhari meriwayatkan, Abu ‘Aliyah berkata : Shalawat Allah adalah
pujian-Nya kepada Nabi di sisi Malaikat. Sedangkan shalawat para
Malaikat adalah do’a.
Yang
dimaksud dengan ayat ini adalah bahwa Allah mengabarkan kepada
hamba-hamba-Nya tentang kedudukkan seorang hamba dan Nabi-Nya di
sisi-Nya di alam tinggi. Yaitu Allah memujinya di sisi para malaikat muqorrobiin, dan para malaikatpun bershalawat kepadanya. Kemudian Allah
memerintahkan penduduk alam bawah (bumi) untuk mengucapkan shalawat dan
salam kepadanya, agar menyatu antara pujian yang di alam atas dan
penghuni alam bawah seluruhnya.
“Dengan
ayat ini Allah memuliakan Rasul-Nya baik semasa hidup maupun setelah
beliau wafat, disebutkan pula kedudukan beliau; selain itu dengan ayat
ini pula Allah membersihkan seluruh kesalahan diri dan keluarga beliau.
Sehingga, makna shalawat Allah atas beliau adalah rahmat dan ridha-Nya,
adapun shalawat dari malaikat adalah do’a dan istighfar, sedangakan
shalawat dari umatnya adalah do’a dan menghormati serta mengagungkan
perintahnya”, ungkap Imam al-Qurthuby dalam tafsirnya.
Selanjutnya
Ibnu Katsir menambahkan bahwa bukan hanya satu ulama’ yang berkata:
Shalawat Rabb adalah rahmat sedangkat shalawat malikat adalah istighfar.
Diantaranya Ibnu Abbas sebagaimana yang disebutkan oleh Imam as-Suyuthi dalam tafsirnya
bahwasannya Imam Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata
tentang ayat ini: Shalawat Allah kepada Nabi adalah pengampunan-Nya,
karena sesungguhnya Allah
tidak bershalawat (berdo’a) melainkan mengampunkan. Adapun shalawat
manusia atas Nabi adalah istighfar (permohonan ampun kepada Rabbnya).
Ibnul Qoyyim -Rahimahullah- berkata dalam buku “Jalaul Afham”:
“Artinya bahwa jika Allah & malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk
Rasul-Nya, maka hendaklah kalian juga bershalawat & salam untuknya
karena kalian telah mendapatkan berkah risalah & usahanya, sebagai
kemuliaan di dunia & di akhirat.”
Banyak pendapat tentang pengertian Shalawat untuk Nabi, & yang benar adalah seperti apa yang dikatakan oleh Abul Aliyah: “Sesungguhnya
Shalawat dari Allah itu adalah berupa pujian bagi orang yg bershalawat
untuk beliau di sisi malaikat-malaikat yang dekat” (Imam Bukhari
meriwayatkannya dalam Shahihnya dengan komentar yang kuat) Dan ini
adalah mengkhususkan dari rahmat-Nya yg bersifat umum. Pendapat ini
diperkuat oleh syekh Muhammad bin ‘Utsaimin.
Salam:
Artinya keselamatan dari segala kekurangan & bahaya, karena dengan
merangkaikan salam itu dengan sholawat maka kitapun mendapatkan apa yang
kita inginkan & terhapuslah apa yang kita takutkan. Jadi dengan
salam maka apa yang kita takutkan menjadi hilang & bersih dari
kekurangan & dengan sholawat maka apa yang kita inginkan menjadi
terpenuhi & lebih sempurna.
Dalil Disyari’atkannya Bershalawat Kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasalam
Diantara hak Nabi yang disyari’atkan Allah atas umatnya adalah agar mereka mengucapkan shalawat dan salam untuk beliau. Alllah dan para malaikatNya telah bershalawat kepada beliau, dan Allah memerintahkan kepada hamba-Nya agar mengucapkan shalawat dan taslim (mengucapkan salam) kepada beliau.
Allah berfirman :
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
“Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi . Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah
salam penghormatan kepadanya .” (al-Ahzab : 56)
Ibnu Abi Hatim, Abu Syaikh dan Ibnu Marduwaih telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa bani isroil berkata kepada Musa
“Apakah Robbmu bershalawat kepadamu?” Maka Allah berseru kepada Musa,
“Wahai Musa jika mereka bertanya kepadamu apakah Robbmu bershalawat
kepadamu, maka katakanlah ya! Aku dan para malaikatKu bershalawat kepada
Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Ku”. Maka turunlah kepada Rasulullah ayat ini.
Ibnu Abbas berkata : “Mereka bershalawat” mereka meminta barakah. Demikian yang dita’liq oleh Imam Bukhari dari Ibnu Abbas.
Hal
serupa juga disebutkan oleh as-Suyuthi dalam tafsirnya, beliau
menyebutkan bahwasannya Ibnu Jarir, Ibnu Mundzir, Ibnu Abi Hatim, dan
Ibnu Marduwaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa maksud dari yusholluuna (mereka bershalawat) adalah yatabarrokuuna (mereka meminta berkah).
Diriwayatkan
pula dari Sufyan ats-Tsaury dan ulama semasanya “Sahalawat Rabb adalah
rahmat, sedang shalawat malaikat adalah istighfar”.
Dikemukakan oleh Ibnu Abi Hatim dari Atho’ bin Abi Rabah berkata tentang ayat;
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ
Shalawat
Allah adalah sebagaimana firman-Nya “Rahmatku telah mengalahkan
kemurkaanku” dan maksud ayat ini adalah Allah mengabarkan kepada
hamba-Nya (Nabi Muhammad) bahwa Dia
memujinya di sisi para malaikatnya, sehingga para malaikatpun
bershalawat kepadanya, lalu Allah memerintahkan penduduk bumi agar
bershalawat dan mengucapkan salam penghormatan kepadanya. Oleh karenanya
terkumpulah pujian atas beliau Nabi (Nabi Muhammad) dari penduduk dua
alam (langit dan bumi) tersebut.
Dari
ar-Robi’ dari Anas mengatakan bahwasannya Allah telah mengagungkan
Rasul-Nya, di dunia berupa ditinggikannya nama beliau dan tampak jelas
din yang dibawanya di muka bumi dan langgengnya pengamalan syari’at
Allah yang dibawanya. Sedangkan di akhirat ialah berupa syafa’at beliau
bagi umatnya, besarnya ganjaran baginya, mendapat tempat yang terpuji.
Ibnu Jarir at-Thobari menafsirkan firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ
Bahwasannya Allah mengatakan : “Wahai orang-orang yang beriman berdo’alah untuk Nabi Allah Muhammad.”
Kandungan
dari ayat ini bahwasannya Allah mengasihi Nabi-Nya, dan menyeru para
malaikat untuk memintakan ampun baginya. Hal itu karena perkataan shalat
dalm perkataan arab juga berarti do’a.
Sesungguhnya Allah mengabarkan bahwa dia bershalawat kepada hamba-hamba-Nya yang beriman di dalam firman-Nya:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً
وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ
وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ
بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيماً
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah
yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan
untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya
(yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang
beriman.” (al-Ahzab : 41-43)
Di dalam hadits disebutkan :
إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى مَيَامِنِ الصُّفُوْفِ
“Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bershalawat kepada orang-orang yang berada di shaff (barisan ) sebelah kanan.”
Dalil Dari Hadits
Adapun diantara hadits-hadits yang mensyari’atkan perintah untuk bersholawat kepada Rosulullah adalah sebagai berikut:
عن
أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه و سلّم : لا
تجعلوا بيوتكم ولا تجعلوا قبري عيدا و صلوا عليّ فإنّ صلاتكم تبلغني حيث
كنتم
Dari Abu Hurairah bahwa Rosulullah bersabda: “Janganlah
kalian menjadikan rumah-rumah kalian kuburan, dan janganlah kalian
menjadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, bersholawatlah kepadaku
karena sesungguhnya ucapan sholawat kalian akan sampai kepadaku
dimanapun kalian berada.” [HR.Abu Daud no.2044 dengan sanad hasan]
Syaikh Islam Muhammad bin Abdul Wahhab berkata: Beliau r
mengisyaratkan dalam hadits tersebut bahwa sholawat dan salam yang
diucapkan oleh umatnya akan sampai kepadanya, baik dekat maupun jauh,
oleh karena itu tidak perlu bagi kalian untuk menjadikannya (kuburan
Rosulullah) sebagai tempat perayaan.
Dalam hadits yang lain disebutkan:
Dari Ka’ab bin Ujroh berkata: tatkala turun ayat:
إنّ الله و ملائكته يصلّون على النّبيّ ياأيها الذين آمنوا صلو عليه و سلّموا تسليما
Aku berdiri dan berkata: Salam kepadamu telah kami ketahui, maka bagaimanakah sholawat kepadamu? Beliau bersabda : ucapkanlah:
اللهم
صل على محمد و على آل محمد كما صليت على إبراهيم و آل إبراهيم إنّك حميد
مجيد و بارك على محمد و على آل محمد كما باركت على إبراهيم و آل إبراهيم
إنك حميد مجيد
“Ya
Allah berikanlah sholawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad
sebagaimana Engkau telah memberikan sholawat kepada Ibrohim dan keluarga
Ibrohim sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Pemurah. Ya Allah
berikanlah keberkahan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad
sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada Ibrohim dan
keluarga Ibrohim sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” [HR.Tirmidzi]
Hadits
lain, Imam Ahmad meriwayatkan bahwa ‘Ashim bin ‘Ubaidillah berkata, aku
mendengar ‘Abdullah bin Abi Robi’ah bercerita, bahwa ayahnya berkata,
aku mendengar Rosulullah bersabda:
من صلى عليّ صلاة لم تزل الملائكة تصلي عليه ما صلى علي فليقل عبد من ذلك أو أكثر
“Barang
siapa yang bersholawat kepadaku satu sholawat, niscaya para malaikat
akan bersholawat kepadanya selama dia bersholawat kepadaku, maka seorang
hamba berbuat itu sedikit ataupun banyak.”
Dalam hadits yang lain juga disebutkan:
البخيل من ذكرت عنده فلم يصل علي
“Orang yang pelit adalah orang yang aku disebut di sisinya dan dia tidak bersholawat kepadaku.” [HR.Tirmidzi no.3891 dari hadits Sulaiman bin Bilal, kemudian dia berkata: hadits ini ghorib shohih]
Hadits ini dan hadits sebelumnya menjadi dalil bagi wajibnya bersholawat kepada Nabi.
Inilah madzhab sekelompok ulama, di antaranya adalah ath-Thohawi dan
al-Halimi. Serta diperkuat oleh hadits-hadits lain di antaranya yang
diriwayatkan oleh Ibnu Majah, bahwa Ibnu Abbas berkata, Rosulullah bersabda:
من نسي الصلاة علي أخطأ طريق الجنة
“Barang siapa yang lupa bersholawat kepadaku, niscaya dia keliru menuju jalan ke surga.”
Diceritakan dari sebagian ulama’ bahwa diwajibkan bersholawat kepada Rosulullah
sekali seumur hidup, sebagai sikap menjunjung tinggi perintah ayat.
Kemudian dianjurkan dalam segala hal. Inilah pendapat yang didukung oleh
Qodli Iyadl setelah menceritakan adanya ijma’ tentang kewajiban
bersholawat kepada beliau secara global. Dia berkata, at-Thobari
menceritakan bahwa kemungkinan ayat ini adalah anjuran dan dia mengklaim
adanya ijma’ dalam masalah ini. Dia berkata: “Boleh jadi yang dimaksud
adalah yang lebih dari satu kali dan yang wajib adalah yang satu kali
tersebut, seperti syahadat kepada Nabi”. Sedangkan yang lebih, merupakan
perkara yang dianjurkan dan disenangi di antara sunnah-sunnah islam dan
syiar penganutnya. Namun pendapat ini tidak disetujui oleh Imam Ibnu
Katsir sebagaimana yang beliau sebutkan dalam tafsirnya, beliau
mengatakan: ”(Menurutku) ini adalah pendapat yang aneh karena adanya
perintah yang berkenaan dengan kewajiban bersholawat kepada beliau di
banyak waktu. Di antaranya ada yang wajib dan ada pula yang dianjurkan”.
Faedah dan Keutamaan Shalawat Kepada Rasulullah
Sungguh, setiap apa yang Allah perintahkan sudah sangat pasti Allah persiapkan pula pahala bagi siapa yang mengamalkannya. Adapun keutamaan dan faedah shalawat kepada Rasulullah diantaranya:
1. Menjalankan perintah Allah.
Sebab, Allah Ta’ala telah berfirman :
إِنَّ اللّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيما
“Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi . Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah
salam penghormatan kepadanya.” (al-Ahzab : 56)
Oleh karenanya, orang-orang yang bershalawat kepada Nabi berarti telah mentaati perintah Allah.
2. Allah juga bershalawat kepada Rasulullah.
3. Para malaikat juga bershalawat kepada Rasulullah.
4. Mendapatkan sepuluh shalawat dari Allah untuk setiap kali satu shalawat kepada Rasulullah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ r قَالَ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
“Dari abu hurairah bahwasannya Rasulullah bersabda: barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, niscaya Allah akan bershalawat kepadannya sepuluh kali.”
(HR. Muslim, no. 70, Abu Dawud no. 1532, Tirmidzi no. 487, an-Nasa-I
no. 1295, Ahmad no. 9089, 9117, 10558, Ad-Darimi no. 2828 )
5. Diangkat baginya sepuluh derajat, dan dihapus darinya sepuluh keburukan.
أَنَسُ
بْنُ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ :
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ عَشْرَ
صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرَ خَطِيْئَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرَ
دَرَجَاتٍ
“Abas bin malik berkata, telah bersabda Rasulullah r
baranga siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, niscaya Allah akan
bershalawat kepadanya sepuluh kali dan dihapus darinya sepuluh
kesalahan, diangkat baginya sepuluh derajat.” (HR. an-Nasa-I no. 1296.)
6. Ditulis baginya sepuluh kebaikan.
عَنْ
أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمْ: مَنْ صَلَّى عَلَي مُرَّةً وَاحِدَةً كَتَبَ اللهُ عَزَّ
وَجَلَّ لَهُ بِهَا عَشْرَ حَسنات
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda : “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, niscaya Allah menulis baginya sepuluh kebaikan.” (HR. Ahmad no. 7772, 7773)
7. Shalawat merupakan sebab mendapatkan syafaat Rasulullah.
عَنْ رُوَيْفِعِ بْنِ ثَابِتِ اَلْأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ,
قَالَ: مَنْ صَلَّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَقَالَ اَللَّهُمَّ أَنْزِلْهُ
الْمَقْعَدَ الْمُقَرَّبَ عِنْدَكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَجَبَتْ لَهُ
شَفَاعَتِيْ
Dari Ruwaifi’ bin tsabit al-anshari bahwasannya Rasulullah bersabda : “Barangsiapa yang bershalawat kepada Muhammad dan berkata “Allahumma anzilhul maq’adal muqorrob ‘indaka yaumal qiyamah (ya Allah berilah dia kedudukan yang dekat denganmu di hari kiamat)” maka wajib baginya mendapatkan syafa’atku.”
8. Shalawat merupakan sebab diampuninya dosa.
9. Menjadikan seorang hamba dekat dengan beliau pada hari kiamat.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ r قَالَ : أَوْلَى النَّاسِ بِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً
Dari abdullah bin mas’ud, bahwasannya Rasulullah bersabda : “Manusia yang paling utama denganku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku.”
10. Shalawat merupakan sebab Allah akan memberikan seorang hamba apa yang dia inginkan.
11. Menjadi sebab terpenuhinya segala kebutuhan.
12. Shalawat menjadi sebab seseorang memperoleh shalawat dari Allah dan para malaikat-Nya. [Al-ahzab : 43]
عَبْدُ اللهِ بْنِ عَمْرٍو يَقُوْلُ مَنْ صَلَّى عَلَى رَسُوْلِ اللهِ r صَلَاةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَمَلَائِكَتُهُ سَبْعِيْنَ صَلَاةً فَلْيُقِلَّ عَبْدٌ مِنْ ذَلِكَ أَوْ لِيُكْثِرْ
“Abdullah bin ‘amru berkata, barangsiapa yang bershalawat kepada Rasulullah satu kali, niscaya Allah dan para malaikat-Nya akan bershalawat kepadanya tujuh puluh kali.”
مَنْ
صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً لَمْ تَزَلْ الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا
صَلَّى عَلَيَّ فَلْيُقِلَّ عَبْدٌ مِنْ ذَلِكَ أَوْ لِيُكْثِرْ
“Barangsiapa
yang bershalawat kepadaku satu shalawat, niscaya para malaikat akan
bereshalawat kepadanya selama dia bershalawat kepadaku. Maka seorang
hamba berbuat itu sedikit ataupun banyak.”
13. merupakan pensuci dan pembersih bagi orang yang bershalawat.
14. Shalawat merupakan sebab kabar gembira seorang hamba dengan surga sebelum dia wafat.
15. Menjadi sebab selamat dari malapetaka pada hari kiamat.
16. Menjadi sebab baiknya sebuah majlis.
17. Menjadi sebab seorang hamba ingat terhadap apa yang dia sedang lupa.
18. Dengan bershalawat menjadikan sebab hilangnya kefaqiran.
19. Menghilangkan sifat bakhil dalam diri seorang hamba.
20. Merupakan pensukses do’a, dan menjadi hina jika ditinggalkan dalam do’a.
21. Menempatkan pelakunya ke jalan surga, dan melemparkan orang yang meninggalkannya dari jalan surga.
22. Menyelamatkan dari buruknya majlis yang tidak menyebut di dalamnya nama Allah.
23. Menjadi sebab sempurnanya kalam yang dimulai dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Rasul-Nya.
Menjadi penerang seorang hamba tatkala berada di atas shiroth.
24. Mengeluarkan seorang hamba dari kerasnya hati.
25. Menjadi sebab langgengnya pujian Allah terhadap orang yang bershalawat diantara para penghuni langit dan bumi.
26. Menjadi sebab meraih rahmat Allah.
27. Menjadikan sebab kekalnya cinta kepada Rasululllah dan terus menambah cinta tersebut.
Demikian diantara sekian banyak faedah yang akan diperoleh oleh orang yang bershalawat kepada Rasulullah saw.
wallohu a'lam bisshowab..